Home

Canisius Education Fair All The Time

Canisius Education Fair All The Time

Pagelaran tarian kolosal dari waktu ke waktu

2017 : Gemu Fa Mi Re

Tahun 2017 ini, yang bersamaan dengan 90 tahun Kolese Kanisius, Kanisius ingin mengangkat sebuah tarian yang berasal dari NTT yaitu Gemu Fa Mi Re, tarian ini akan diperagakan oleh murid – murid kelas 10 yang kurang lebih berjumlah 260 peserta. Tarian ini juga diwarnai dengan pakaian – pakaian adat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia. Dari pakaian daerah yang beragam tersebut, Kanisius ingin menonjolkan nilai pluralisme serta toleransi yang sudah menjadi budaya dan ciri khas bangsa Indonesia yang masyarakatnya sudah lama hidup berdampingan dalam perbedaan.

2016 : Reog Ponorogo

Pada tahun 2016, tema budaya yang diangkat adalah budaya Jawa Timur beserta tarian kolosal Reog Ponorogo yang dibawakan oleh 260 siswa kelas X. Tarian ini berkisah tentang Prabu Kelana Sewandana, Raja Kerajaan Bantarangin, yang ingin meluluhkan hati Dewi Sanggalangit agar bersedia menjadi permaisurinya dengan
mempersembahkan sebuah kesenian yang megah. Tari terbagi atas personil Lumping (128 siswa), Cakil (28 siswa), dan Warok (61 siswa, ditambah beberapa guru).

2015 : Tari Rapai Geleng dan Likok Pulo, Aceh

Pada tahun 2015 , Kanisius kembali mengadakan tarian kolosal . Pada tahun ini, Kanisius mengangkat kebudayaan Aceh dengan melakukan Tarian Rapai Geleng dan Likok Pulo. Adapun pada Edufair kali ini, Total peserta penari adalah 500 orang yang terdiri dari seluruh siswa kelas X dan XI SMA Kolese Kanisius, Jakarta.

2014 : Tari Laba Reto

Pada tahun 2014, Canisius Eduaction Fair kembali menampilkan tarian daerah. Sama seperti tahun 2013, tarian daerah tahun 2014 diselenggarakan secara kolosal oleh 200 siswa kelas X SMA Kolese Kanisius. Tahun ini tarian daerah yang ditampilkan adalah tarian Laba Reto. Tarian ini berasal dari Nusa Tenggara Timur. Dalam bahasa daerah asalnya, “laba” berarti genderang dan “Reto” yang berarti perang. Seperti namanya, tarian Laba Reto mengisahkan perang yang terjadi antara suku-suku di Nusa Tenggara Timur dimana kedua suku saling menunjukkan kemampuan dan ketangkasannya dalam berperang yang diiringi dengan irama genderang. Tarian tersebut diakhiri dengan tarian kedamaian yang menyimbolkan bersatunya kedua suku tersebut.

2013 : Tari Baluse Nias

Tahun ini tarian yang ditampilkan adalah Tari Baluse Ba Toho atau yang sering dikenal dengan Tari Perang Nias. Tarian ini mensituasikan perang tradisional antara
suku-suku di Nias dimana para penari menunjukkan ketangkasannya sebagai pembela yang gagah dan berani, termasuk salah satunya adalah dengan melompati susunan batu dengan ketinggian tertentu.

2012 : Tari Papua

Pada tahun 2012, tema kesenian yang diangkat oleh Edufair adalah mengenai adat dan budaya Papua. Papua adalah daerah yang kaya akan budaya tapi masih kurang terekspos dan tergarap. Maka dari itu, tari yang diangkat akan mengangkat tari Papua, adapun tarian ini mengisahkan perang antar dua suku, yang pada akhirnya dapat terselesaikan dengan damai.

2011 : Tari Kuda Lumping

Pada tahun 2011, Kanisius kembali mengadakan suatu gebrakan dalam keseniannya dengan kirab dan tarian kolosal. Pada tahun ini, Kanisius mengangkat kebudayaan Jawa dengan melakukan Kirab dengan busana Jawa dari Kanisius hingga Bundara HI. Selain itu diadakan pula tarian kolosal dalam pembukaan berupa Tarian Prawiro dan Atraksi Turonggo Joyo (Kuda Lumping). Adapun pada Edufair kali ini, Total peserta penari adalah 460 orang, baik siswa
maupun guru-guru SMA Kolese Kanisius.

2010 : Atraksi Angklung dan Tari Jaipong

Pada Canisius Education Fair tahun 2010, upacara pembukaan dan penutupan menampilkan dua acara besar, yaitu permainan angklung dan Tari Jaipong.
Acara yang mengusung tema “Strive for Your Dream” ini melibatkan sekitar 600 siswa SMA Kanisius dalam permainan angklung. Sedangkan, untuk Tari Jaipong, siswa SMA Kanisius berkolaborasi dengan siswi SMK Theresia.
Canisius Education Fair 2010 ini, berlangsung pada tanggal 25-26 September 2010. Upacara pembukaan dilaksanakan pada pukul 09.00 di hari Sabtu, dan upacara
penutupan pada pukul 16.00 di hari Minggu.

2009 : Tari Ondel-Ondel dan Pencak Silat

Pada tahun 2009, Canisius Education Fair kembali mengadakan gebrakan dengan mengadakan kirab ondel-ondel dan Pencak Silat Betawi Massal. Sekitar
520 ondel-ondel diarak mengelilingi Silang Monas diiringi dengan lagu “Ondel-Ondel” yang dipopulerkan oleh Benyamin Sueb dan Ida Royani.
Selain itu, pada pembukaan Edufair ini juga ditampilkan peragaan Pencak Silat Betawi oleh sekitar 600 siswa dan guru. Menurut Romo E. Baskoro Poedjinoegroho, SJ yang kala itu menjabar sebagai penanggung jawab Edufair, pemilihan ondel-ondel dan pencak silat sebagai bentuk kesenian
kali ini yang didasarkan pada fakta bahwa Kolese Kanisius berlokasi di Jakarta, sehingga perlu bagi siswa untuk memahami pula budaya Betawi seperti
ondel-ondel dan pencak silat ini. Satu hal yang spesial dari pelaksanaan kesenian edufair pada tahun ini adalah bahwa kirab ondel-ondel yang dilaksanakan memecahkan rekor MURI sebagai “Pengguna kostum ondel-ondel terbanyak”.

2008 - Tari Kecak

Tahun 2008, merupakan tahun pertama bagi Kanisius untuk menggelar tari kolosal pada acara edufair. Pada tarian kolosal pertama ini, sekitar 650 penari yang terdiri dari siswa dan guru ikut andil dalam memeriahkan tarian ini. Tari Kecak adalah tarian yang diciptakan pada sekitar tahun 1930 dan dimainkan oleh puluhan bahkan ratusan penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Irama tariannya pun berasal dari kata ”cak” tanpa bantuan alat musik. Konon, seruan ini berasal dari tiruan bunyi kincringan yang biasa digunakan pada kaki para penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana